PADANGPANJANG-SUMATERA BARAT
Sekretariat: Jln. Bundo kanduang No.35 Padangpanjang HP.081393286671 Email:sjdoesy@gmail.com

Kamis, 22 Januari 2009

KUFLET ADAKAN DIKLAT KARYA TULIS ILMIAH: Meningkatkan Kecintaan Menulis Bagi Guru

KUFLET ADAKAN DIKLAT KARYA TULIS ILMIAH:
Meningkatkan Kecintaan Menulis Bagi Guru



Komunitas seni kuflet Padangpanjang beberapa waktu lalu ( Mei 2008 ) dalam ulang tahunnya ke 11, digedung Hoerijah Adam STSI Padangpanjang – Sumatera Barat, sukses melaksanakan seminar nasional dan bedah buku dengan tema “Konsepsi Ideal Sastra Budaya Melayu Nusantara“. Panitia menghadirkan narasumber, Prof. Dr. Mahdi Bahar (Guru Besar STSI Padangpanjang) yang membincangkan “Seni Melayu Seni Yang Islami“, Zulfardi Darussalam, M.Pd (Dosen FKIP/Bahasa dan Sastra Indonesia UMSB) yang merumuskan “Aspek Melayu Dalam Drama Indonesia“, dan Asril Mucktar, S.Kar, M.Hum (Kritikus Seni) membedah buku biografi tentang Sulaiman Juned yang ditulis Wiko Antoni, S.Sn, berjudul: “Catatan Perang Seorang Seniman Aceh di Padangpanjang“.. Komunitas yang bergerak dibidang Teater, Musik, Artistik dan Sastra kali ini mengadakan Diklat Karya Tulis Ilmiah pada tanggal 7 – 9 Nopember 2008. Kegiatan tersebut bertajuk “Aktualisasi Semangat Kepahlawanan Kita Tingkatkan Kecintaan Menulis Bagi Guru“. Tutur Ketua Panitia Pelaksana Anggra Putra (4/9) saat ditemui disekretariat panitia.
Program ini bertujuan terhadap pematangan wawasan dibidang karya tulis ilmiah, dan apresiasi seni bagi guru sebagai media alternatif dalam mengemas wacana. Tenaga pendidik menjadi perioritas keilmuan. Guru merupakan wadah transaksi ilmu secara universal dan menyeluruh untuk mewujudkan generasi penerus yang berkualitas. Atas dasar itu, kuflet ingin menciptakan proses kreatifitas yang berarti bagi guru. Guru selayaknya menjadi tonggak untuk di gugu dan di tiru bukan menjadi orang yang di buru. Jadi andai profesi ini sebagai pilihan hidup tentu harus mempersiapkan diri menjadi manusia ‘super’, serba bisa dalam bidang ilmu.
Dorongan inilah menggerakkan Kuflet melaksanakan Diklat Karya Tulis Ilmiah. Bentuk kegiatannya, seminar, workshop dan pameran seni instalasi dengan sasaran peserta; mahasiswa, guru, dosen dan khalayak umum. Narasumber akan dihadirkan: Zulmasyah (Pimpinan Redaksi Riau Post) dengan materi “Gampangkah Menulis Itu”, Asril Mucktar (Dosen STSI Padangpanjang) makalahnya berjudul “Menulis Kreatif Itu Mengasyikkan”, dan S. Metron (Wartawan Padang Ekspres Padang) judul makalahnya “Jurnalistik Seni Pertunjukan”. Melalui kegiatan ini diharapkan guru mampu meningkatkan kualitas intelektualnya, khusus dalam bidang menulis. Tutur Sekretaris Panitia Wessy Sri Azweni mantap. Bravo! Kuflet, maju terus.


Kuflet: Sambut Ramadhan dengan Touring Budaya
Sejumlah 20-an anggota Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang (24/8) yang lalu mengadakan touring budaya dengan sepeda motor. Kegiatan ini untuk mempererat silaturrahmi sesama anggota, sekaligus memperkenalkan kuflet kepada masyarakat Sumatera Barat. Touring kali ini melewati rute; Padangpanjang-Bukittinggi-Maninjau-Lubuk Basuang-Pariaman, dan kembali ke Padangpanjang. Tutur Ketua Panitia Fikar Aceh.
Fikar Aceh menambahkan, touring yang dilakukan Kuflet bukan untuk hura-hura, tetapi untuk mengaktualisasi para anggota baru agar berani melakukan kreativitas seni dengan ,masyarakat umum. Kegiatan ini juga sebagai media dakwah untuk menyampaikan pesan-pesan kebajikan. Dakwah tidak hanya dilakukan oleh para Ulama, seniman sesungguhnya lebih tepat menggunakan pertunjukan seni menjadi media dakwah terhadap masuyarakat penonton. Perjalanan yang mengasyikkan ini, disetiap daerah seperti Bukittinggi, Kelok 44 Maninjau, Muko-Muko Maninjau Kabupaten Agam, di pusat Kota Lubuk Basuang dan Kota Pariaman melakukan pertunjukan baca puisi dan opening art di jalan-jalan. Masyarakat setempat menyambutnya dengan sangat antusias,
Muhammad Subhan penonton di Muko-Muko mengatakan, selama hidup saya belum pernah menyaksikan kegaiatan pentas seni di alam seperti ini. Baru Kuflet yang melakukan pertama sekali di Sumatera Barat, entah kalau di daerah lain. Pertunjukan baca puisi dan seni lainnya itu menyampaikan pesan-pesan moral, ini membuat kami baik
generasi muda maupun tua tergugah ketika menonton pertunjukan tersebut, kami sangat senang dan terharu. Mudah-mudahan tahun depan Kuflet mau hadir lagi, dan untuk kegiatan ini kami berharap Kuflet mau melakukannya untuk seluruh Indonesia, Semoga! Tuturnya. (sai): Sulaiman Juned, Padang-Sumatera Barat.
















Usai pertunjukan baca puisi dan opening art di Muko-Muko Maninjau
Kabupaten Agam Sumatera Barat, seluruh Anggota Kuflet yang ambil
Bagian dalam Touring Budaya photo bersama. (Photo: Humas Kuflet).



















Jalan Kehidupan: Syarief dan Ira Kuflet pentaskan opening art, memvisualkan
Sisi gelap dan terang perjalanan kehidupan, di Danau Maninjau Sumatera Barat,
(Photo/teks: Sulaiman Juned)




STSI PADANGPANJANG:
Buka Program Pascasarjana Tahun Depan, Siapkah (?)


Mutu pendidikan akan ditingkatkan dengan menghasilkan lulusan berkualitas. Out put yang mumpuni tentu ditentukan oleh intelegensi dosen. Para dosen Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Padangpanjang harus memiliki wawasan budaya Melayu bukan budaya Minangkabau saja. Jadi para dosen akan dimagangkan sesuai dengan kebutuhan jurusan masing-masing ke seluruh wilayah Melayu. Setiap peneliti, pakar seni budaya yang akan berbicara tentang Melayu agar datanya valid harus datang dulu ke STSI Padangpanjang. Tutur Ketua STSI Padangpanjang, Prof. Dr. Daryusti, M.Hum (4/9) saat ditemui di ruang kerjanya.
STSI akan membuka jenjang pendidikan Pascasarjana (S-2) dengan program studi Penciptaan Seni dan Pengkajian Seni. Tahun depan insyaallah kita sudah menerima mahasiswa, bila perlu tahun 2008 ini. Sebenarnya kita sudah siap, tinggal ,menunggu Surat Keputusan dari DIKTI. STSI Padangpanjang berkemungkinan menjadi lebih maju dan berkembang di masa datang, sebab satu-satunya Lembaga Pendidikan Tinggi Seni yang mengkaji seni Melayu. Disamping itu dalam waktu dekat (sekitar tahun 2009/2010) akan berubah status menjadi Institut Seni Indonesia (ISI). Tambahnya.
Lazuardi, Pembantu Ketua Bidang Adminitrasi dan Keuangan, ketika dijumpai diruang kerjanya menyatakan, optimis terhadap perubahan Lembaga Pendidikan Tinggi Seni menuju ke arah yang lebih maju. Apalagi dengan dibukanya Program Pascasarjana serta perubahan status dari STSI ke ISI, kita tunggu saja. Tuturnya.
Lembaga Pendidikan STSI Padangpanjang, merupakan satu-satunya yang mengkaji seni Melayu. Kehidupan Melayu sebagai langkah awal untuk berkembang. Kita harus mempersiapkan diri untuk menjadikan Laboratorium Melayu di Nusantara, agar para ilmuwan mencari informasi, dokumentasi, material dan penelitian tentang Melayu ke STSI Padangpanjang. Bicara Melayu ya harus dating ke Padangpanjang, ingin mengkaji P.M.T.O.H dan Didong kesenian dari Aceh, di Padangpanjang ada data yang lengkap. Ingin mendata tari Zapin di Padangpanjang tempatnya. Ungkap Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Martarosa, S.Sn., M.Hum.


Tujuh Program Studi yang ada di STSI, hendaknya mampu merumuskan tentang ilmu dan pengetahuan Melayu. STSI dengan kajian itu memang harus melalui proses panjang. Apalagi membuka Program Pascasarjana harus dipersiapkan secara matang baik tenaga pengajar, fasilitas pustaka dan administrasi. Jika sudah siap kenapa tidak. Sementara untuk aktifitas kemahasiswaan walaupun tidak ada dana kreativitas mahasiswa harus jalan. Tekannya.

Jurusan Teater Prioritaskan Sekolah Binaan dan Desa Binaan
Sebelas tahun sudah usia jurusan Seni Teater STSI Padangpanjang yang didirikan pada 5 September 1997. Sampai hari ini sudah meluluskan enam angkatan. Lulusannya ada yang bekerja jadi seniman, pekerja di Televisi, guru, dosen dan aktivis seni. Namun jurusan teater STSI Padangpanjang masih belum di kenal dan dicintai secara luas oleh masyarakat, jangankan masyarakat Sumatera dalam wilayah Sumatera Barat saja masih ada yang belum mengenal jurusan seni teater.
Tak kenal maka tak sayang, ungkapan inilah yang membuat jurusan teater melakukan program pengenalan teater ke masyarakat melalui apresiasi. Selama ini dalam pentas teater mahasiswa maupun dosen kita selalu mengundang penonton. Sekarang tekhnisnya dirubah dengan menjemput penonton lewat sekolah binaan dan membuat desa binaan di Sumatera Barat, bahkan bila seluruh sumatera. Ungkap Ketua Jurusan Seni Teater Yusril, S.S., M.Sn
Masyarakat Sumatera sudah sangat kenal dengan sandiwara atau tonil. Teater rakyat ini sudah berkembang di Aceh, Minangkabau, Riau, Jambi, Lampung, Medan. Teater modern ketika masuk ke wilayah pedesaan di Sumatera haruslah dalam pemahaman masyarakat. Sebenarnya tradisi berteater sudah biasa dan sering dilakukan oleh masyarakat di seluruh Sumatera, kini tinggal kita melakukan pengembangan menuju pembaharuan. Jadi dengan program ini yang berujung pada mencetak lulusan yang bermamfaat di tengah masyarakat. Teater dewasa ini sudah menjadi profesi bukan lagi hobi, hanya lewat pendidikanlah teater di wilayah Sumatera berkualitas. Tambah Yusril.
Tatang R. Macan, Sekretaris Jurusan Teater menimpali, teater miniature dari kehidupan. Kampung seni untuk memberdayakan masyarakat agar tidak tertutup terhadap perkembangan jaman. Sekaligus melakukan pengembangan pola berpikir, sehingga tercipta silaturrahmi seni. Jurusan teater selain fokus pada dua kegiatan jangka panjang itu, juga memprogramkan kegiatan worsksop, diskusi dengan mendatangkan tokoh-tokoh seperti Wisran Hadi (Sastrawan/Sutradara), Radhar Panca Dahana (Dramatug), Toni brur (Aktor), dalam bulan Desember juga mengundang Goethe Istitut untuk membongkar habis tentang konsepsi Brechtian. Tegasnya (sai)

Trimks! Salam
Sulaiman Juned.

Tidak ada komentar: