PADANGPANJANG-SUMATERA BARAT
Sekretariat: Jln. Bundo kanduang No.35 Padangpanjang HP.081393286671 Email:sjdoesy@gmail.com

Jumat, 25 Juli 2008

KONTAK ‘SENJATA’ DI RUANG KONSEPSI....B. KARYA ‘ORANG ACEH’ ITU DI “KUFLET”

KONTAK ‘SENJATA’ DI RUANG KONSEPSI

B. KARYA ‘ORANG ACEH’ ITU DI “KUFLET”

By: Wiko Antoni, S.Sn

Karya terbesar Sulaiman dalam “Kuflet” adalah ide pendirian “kuflet” itu sendiri, bersama Maizul (seorang sastrawan Sumatera Barat), Arnaldoriko (seorang putra Jambi, (Alm) Prof Dr. Mursal Esten (Sastrawan Nasional dari Sumatera Barat) dan Rustam Efendi (Perupa asal Bengkulu), IDN. Supenida, S.Kar (Komposer asal Bali, Dosen Karawitan STSI Padangpanjang), Drs. Jufri, M.Sn (Komposer asal Minangkabau, Dosen Karawitan STSI Padangpanjang), Netty Herawati (Sastrawan kini menetap di Makasar). Sulaiman Juned mendeklarasikan pendirian “Kuflet” pada tanggal 12 Mei 1997 (tanggal dan bulan ini bertepatan dengan kelahiran Sulaiman Juned). Kemudian dimulailah proses kreatif, Pertama kali dipentaskan “Ambisi” karya Wolfman Kovitch, oleh Sulaiman menjadi kental dengan nuansa konflik Aceh (1999), “Seteru” karya Sir Kenneth W. Godman, hasilnya tetap mengarah pada kondisi konflik tanah rencong. Karya berikutnya lakon hasil observasinya di tanah kelahirannya, berjudul “Jambo” Luka Tak Teraba, yang benar-benar ‘menelanjangi’ keadaan konflik Aceh pada dekade DOM (2002), kemudian “Jambo” Ayam Jantan, berbicara tentang adu kepintaran dua pemuda Aceh yang berseberangan visi terhadap kondisi Aceh (2004), karya yang lahir tahun 2007 adalah “Hikayat Cantoi” karya/ sutradara Sulaiman Juned “menertawakan” konflik Aceh sebagai kebodohan yang menimbulkan korban dalam jumlah besar.

Karya-karya tersebut memang kental dengan kerisauan yang tersublim ke dalam bentuk pertunjukan teater. Perjuangan tak henti memikirkan kampung halaman. Berfikir dan menatap dari kejauhan merupakan derita tersendiri, namun ‘rumah’ bernama “Kuflet” setia menyalurkan kegelisahan itu jadi karya-karya dan hadir sebagai refleksi kegamangannya (untuk topik ini, baca tulisan Wiko Antoni berjudul “Hikayat Cantoi Sulaiman Juned: Eksternalisasi Agrophobia, dalam Jurnal Komindok STSI Padangpanjang No.3 tahun 2008).

“Percintaan” Sulaiman dengan “Kuflet” merupakan hubungan antara rumah dan penghuninya, saling memahami dan memiliki visi yang sama tentang aturan yang berlaku didalam rumah itu. Dilandasi persaudaraan dan saling melindungi serta bertolong-tolongan untuk kebaikan. Sulaiman Juned lelaki kilometer nol Indonesia itu, tegar menghadapi “peperangan” visi kesenimanan di negeri orang. Luar biasa.

NaZent

Tidak ada komentar: