PADANGPANJANG-SUMATERA BARAT
Sekretariat: Jln. Bundo kanduang No.35 Padangpanjang HP.081393286671 Email:sjdoesy@gmail.com

Senin, 21 Juli 2008

Catatan Perang...

Catatan Perang: Menetapkan Warna Hidup Seniman Aceh

Oleh: Prof. Dr. Mahdi Bahar, S.kar., M.Hum *)

Buku berjudul Catatan Perang Seorang seniman Aceh ini memuat gambaran proses kreativitas seni dan intelektual seorang anak negeri ujung ’zamrud khatulistiwa’ yang dilahirkan pada tanggal 12 mei 1965 di bumi ’Tanah Rencong’. Kampung (gampong) kelahiran itu bernama Usi Dayah, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie, Aceh Nangroe Darussalam. Sulaiman Juned yang sehari-hari dipanggil Sul adalah nama diberikan kedua orang tuanya. Nama ’pena’ yang pernah dipopulerkan Sul adalah Soel’s J. Said Oesy. Sekarang Sul menjadi abdi negara Indonesia, semacam abdi dalem di keraton Jawa, terdaftar secara Administratif sebagai dosen pada Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Padangpanjang, jurusan teater.

Seorang mantan murid dan sekaligus teman akrab Sul bernama Wiko Antoni melihat Sul sebagai sosok kehidupan yang dipandangnya patut dilihat sebagai salah satu gambaran gambaran proses perjalanan anak manusia menempuh lika-liku gapaiannya yang belum berakhir. Wiko Antoni yang sehari-hari dipanggil Wiko, memaparkan dan menginterpretasikan makna kehidupan yanhg ditempuh Sul dalam proses perjalanannya menggulati ranah seni, baik dimensi praktis maupun keilmuan; mempertunjukkan karya seni maupun menulis karya seni. Tidak hanya itu, wiko juga memperlihatkan bagaimana potensi Sul sebagai seorang organisatoris. Semua paparan Wiko mengantarkan pengetahuan kita sampai terbentuknya Sul sebagai dirinya sekarang.

Pada dasarnya apa yang telah ditulis Wiko merupakan biografi yang dapat menjadi sumber pengetahuan atau inspirasi untuk menumbuhkan pemikiran baru. Sebagaimana misalnya Endang Caturwati (1992) menulis “R. Tjetje Somantri tokoh pembaharu Tari Sunda“. I Nyoman Cahya (1990) menulis “I Mario Perintis Pembaharuan Tari Bali“, Rustopo (1991) menulis “ Gendhon Humardani, pemikir dan kritiknya“, Sumanto (1990) menulis “ Nartosabdo Kehadirannya Dalam Problema“, Daruni (1996) menulis “Kehadiran Didik Prayitno di Dunia Tari: sebuah Biografi“; Herry Gendut Janarto (2005) menulis“Didik Nini Thowok Menari Sampai lahir kembali“, dan tentu banyak buku Biografi lainnya. Buku Biografi yang seperti demikian niscaya akan memberi kontribusi jika di pahami secara seksama, sehingga memperkaya pengalaman imagi yang tidak jarang mamapu menumbuhkan pemikiran baru. Bahkan seorang tokoh bisa lahir disebabkan terinspirasi oleh (biografi) tokoh idolanya. Sebut saja Ir. Seokarno sangmantan Presiden Republik Indonesia yang telah mengilhami terbentuknya tokoh-tokoh lain. Jika soekarno di juluki ’Singa Podium Asia Tenggara’, demikian pula selanjudnya Mahatir Muhammad Mantan Perdana Mentri Malaysia sering di senandingkan pola dan sikapnya sebagai ’Singa Podium’ yang lantang di mimbar publik. Dengan’gagah’ misalnya Mahatir menyuarakan kritiknya’menentang’ kebijakan Amerika negeri ’Adhi daya’ atas kezalimannya meluluh-lantakkan Irak. Begitupula kegagahan seniornya Soekarno menyuarakan kemerdekaan Indonesia atas penjajahan Belanda sampai diraih kemerdekaan.

Sulaiman Juned yang perjalanan hidupnya di tulis oleh Wiko Antoni sampai pada tulisan ini dibuat, tentulah merupakan sebuah proses gambaran pengalaman kehidupan diri yang belum tahu pengalaman itu berlabuh dan berakhir. Namun sebagaimana harapan yang lebih jauh dari pada apa yang dapat di petik dari seorang Sul, sebagaimana para tokoh ditulis oleh cendikia lingkunngannya, ialah sumbangan eksistensi sang biografer pada pengayaan hidup, dan tentunya monumental. Sekaligus harapan dan lahirnya buku berjudul Catatan “Perang“ Seorang Seniman Aceh ini semoga menjadi motivasi pula khususnya bagi Sul untuk mewujudkan diri berupa sumbangan karya yang monumental untuk bangsa dan negeri ini. Akn tetapi sebagai langkah awal mengenal proses perjalanan kehidupan seseorang makhluk Sang Khalik dalam meniti karir untuk mencari dan menetapkan warna hidup, patut disimak dan dijadikan pengayaan.

Itulah yang dapat diambil dari apa yang dipapar dan terjemahkan oleh Wiko Antoni dalam kaca matanya tentang S-U-L.

Padangpanjang 08-04-08

*) adalah Guru Besar Sejarah Musik Nusantara pada STSI Padangpanjang

Tidak ada komentar: